Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Sosialisasi Politik

Pengertian Sosialisasi Politik. ini merupakan salah satu dari fungsi-fungsi input sistem politik yang berlaku di negara-negara manapun juga baik yang menganut sistem politik demokratis, otoriter, diktator dan sebagainya. Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan perilaku dan orientasi politik pada anggota masyarakat.

Keterlaksanaan sosialisasi politik, sangat ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di mana seseorang/individu berada. Selain itu, juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadian seseorang. Berikut yakni klarifikasi seputar pengertian Sosialisasi Politik, Sarana Dalam Sosialisasi Politik.

Definisi Sosialisasi Politik

sosialisasi politik yakni proses dengan mana individu-individu sanggup memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem politik masyarakatnya. Peristiwa ini tidak menjamin bahwa masyarakat mengesahkan sistem politiknya, sekalipun hal ini mungkin bisa terjadi. Sebab hal ini bisa saja mengakibatkan pengingkaran terhadap legitimasi. Akan tetapi, apakah akan menuju kepada stagnasi atau perubahan, tergantung pada keadaan yang mengakibatkan pengingkaran tersebut. Apabila tidak ada legitimasi itu disertai dengan perilaku bermusuhan yang aktif terhadap sistem politiknya, maka perubahan mungkin terjadi. Akan tetapi, apabila legitimasi itu dibarengi dengan perilaku apatis terhadap sistem politiknya, bukan tak mungkin yang dihasilkan stagnasi.

Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para ahli

  1. Menurut David F. Aberle, dalam “ Culture and Socialization ” Sosialisasi politik yakni pola-pola mengenai agresi sosial, atau aspek-aspek tingkah laku, yang menanamkan pada individu-individu keterampilan-keterampilan (termasuk ilmu pengetahuan), motif-motif dan sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan peranan-peranan yang kini atau yang tengah diantisipasikan (dan yang terus berkelanjutan) sepanjang kehidupan insan normal, sejauh peranan-peranan gres masih harus terus dipelajari.
  2. Menurut Irvin L. Child. Sosialisasi politik yakni segenap proses dengan mana individu, yang dilahirkan dengan aneka macam jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk menyebarkan tingkah laris aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya.
  3. Menurut Richard E. Dawson dkk. Sosialisasi politik sanggup dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara gres dan mereka yang menginjak dewasa.
  4. Menurut e. S.N. Eisentadt, dalam From Generation to Ganeration Sosialisasi politik yakni komunikasi dengan dan dipelajari oleh insan lain, dengan siapa individu-individu yang secara sedikit demi sedikit memasuki beberapa jenis relasi-relasi umum. Oleh Mochtar Mas’oed disebut dengan transmisi kebudayaan.
  5. Menurut Denis Kavanagh Sosialisasi politik merupakan suatu proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya wacana politik.

Sarana Dalam Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik yakni istilah yang dipakai untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang berguru wacana politik dan menyebarkan orientasi pada politik. Adapun sarana alat yang sanggup dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara lain :
  1. Keluarga. Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif yakni di dalam keluarga. Di mulai dari keluarga inilah antara orang bau tanah dengan anak, sering terjadi “obrolan” politik ringan wacana segala hal, sehingga tanpa disadari terjadi tranfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak.
  2. Sekolah. Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan gurunya saling bertukar gosip dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal wacana kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.
  3. Partai Politik. Salah satu fungsi dari partai politik yakni sanggup memainkan tugas sebagai sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut sehabis merekrut anggota kader maupun simpatisannya secara periodik maupun pada ketika kampanye, bisa menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus bisa membuat “image” memperjuangkan kepentingan umum, biar menerima pinjaman luas dari masyarakat dan senantiasa sanggup memenangkan pemilu.
  4. Sosialisasi Politik dalam Masyarakat Berkembang. Masalah sentral sosiologi politik dalam masyarakat berkembang ialah menyangkut perubahan. Menurut Robert Le Vine, terdapat 3 (tiga) faktor persoalan penting dalam sosialisasi politik pada masyarakat berkembang, yaitu sebagai berikut : (i) Pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang sanggup melampaui kapasitas mereka untuk "memodernisasi" keluarga tradisonal lewat industrialisasi dan pendidikan. (ii) Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilai tradisional antara jenis-jenis kelamin, sehingga kaum perempuan lebih dekat terikat pada nilai tradisonal. Namun, si Ibu sanggup memainkan satu peranan penting pada ketika sosialisasi dini dari anak. (iii) Adalah mungkin imbas urbanisasi, yang selalu dianggap sebagai satu kekuatan perkasa untuk menumbangkan nilai-nilai tradisional. Paling sedikitnya secara parsial juga terimbangi oleh peralihan dari nilai-nilai ke dalam daerah-daerah perkotaan, khususnya dengan pembentukan komunitaskomunitas kesukuan dan etnis di daerah-daerah ini.