Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Tuna Daksa Serta Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Penyebabnya

Pengertian Tuna Daksa serta Klasifikasi Dan Penyebabnya. Istilah non normatif untuk insiden yang datangnya tidak terduga dan tidak diharapkan. Salah satu insiden non normatif yaitu kecelakaan atau juga sakit yang menjadikan abnormalitas dan menciptakan anggota badan menjadi kehilangan fungsinya. Individu yang mengalami hal tersebut biasanya dikenal dengan sebutan peyandang tunadaksa. Berikut yaitu klarifikasi seputar pengertian Tunadaksa, serta Klasifikasi Tunadaksa dan penyebabnya.


Pengertian Tuna Daksa serta Klasifikasi Dan Penyebabnya Pengertian Tuna Daksa serta Klasifikasi Dan Penyebabnya


Definisi Tunadaksa

Secara etiologis, citra seseorang yang di identifikasikan mengalami ketunadaksaan yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota badan sebagai akhir dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan karenanya kemampuan untuk melaksanakan gerakan-gerakan badan tertentu mengalami penurunan.

Secara definitif pengertian tunadaksa yaitu ketidakmampuan anggota badan untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota badan untuk melaksanakan fungsi secara normal sebagai akhir dari luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak tepat sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus.

Menurut Somantri Pengertian Tuna daksa yaitu suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akhir gangguan bentuk atau kendala pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau sanggup juga disebabkan oleh pembawaan semenjak lahir. Tuna daksa sering juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat aktivitas individu sebagai akhir kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk bangun sendiri.

Maka disimpulkan bahwa Tuna Daksa yaitu suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akhir gangguan bentuk atau kendala pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau sanggup juga disebabkan oleh pembawaan semenjak lahir (pertumbuhan yang tidak sempurna). Sehingga menjadikan abnormalitas dan menciptakan anggota badan menjadi kehilangan fungsinya.

Klasifikasi Tunadaksa

  1. Kerusakan yang dibawa semenjak lahir atau kerusakan yang merupakan keturunan. Kerusakan tersebut meliputi: Club-foot (kaki menyerupai tongkat), Club hand (tangan menyerupai tongkat), Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada masing-masing tangan atau kaki), Syndactylism (jari-jari yang berselaput atau melekat satu dengan yang lainnya), Torticollis (gangguan pada leher sehingga kepala terkulai ke muka), Spina bifida (sebagian dari sumsum tulang belakang tidak tertutup).
  2. Kerusakan pada waktu kelahiran. Kerusakan tersebut meliputi; Erb’s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akhir tertekan atau tertarik waktu kelahiran), dan Fragilitas osium (tulang yang ringkih dan gampang patah)
  3. Infeksi. Kerusakan tersebut meliputi; Tuberculosis tulang (menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku), Osteomyelitis (radang didalam dan di sekeliling sumsum tulang lantaran bakteri), Poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin menimbulkan kelumpuhan). Dan adapun kerusakan Pott’s disease (tuberculosis sumsum tulang belakang), Still’s disease (radang pada tulang yang menimbulkan kerusakan permanen pada tulang), dan Tuberculosis pada lutut atau pada sendi lain.
  4. Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik. Kerusakan tersebut meliputi; amputasi (anggota badan dibuang akhir kecelakaan), kecelakaan akhir luka bakar, dan patah tulang.
  5. Tumor. Kerusakan tersebut meliputi; Oxostosis (tumor tulang) dan Osteosis fibrosa cystica (kista atau kantang yang berisi cairan didalam tulang).
  6. Kondisi-kondisi lainnya. Kerusakan tersebut meliputi; Flatfeet (telapak kaki yang rata, tidak berteluk), Kyphosis (bagian belakang sumsum tulang belakang yang cekung), Lordosis (bagian muka sumsum tulang yang cekung). Dan kerusakan Perthe’s disease (sendi paha yang rusak atau mengalami kelainan), Rickets (tulang yang lunak lantaran nutrisi, menimbulkan kerusakan tulang dan sendi), Scilosis (tulang belakang yang berputar, bahu, dan paha yang miring).

Penyebab Tunadaksa

  1. Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran; faktor keturunan, stress berat dan nanah pada waktu kehamilan, usia ibu yang sudah lanjut pada waktu melahirkan anak, pendarahan pada waktu kehamilan, dan keguguran yang dialami ibu.
  2. Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran; pengggunaan alat-alat pembantu kelahiran (seperti ting, tabung, vacuum, dan lain-lain) yang tidak lancar, penggunaan obat bius pada waktu kelahiran.
  3. Sebab-sebab sehabis kelahiran; infeksi, trauma, tumor dan kondisi-kondisi lainnya

Penggolongan Tunadaksa

  1. Tunadaksa taraf ringan. Termasuk dalam penjabaran ini yaitu tunadaksa murni dan tunadaksa kombinasi ringan. Tunadaksa jenis ini pada umunya hanya mengalami sedikit gangguan mental dan kecerdasannya cenderung normal. Kelompok ini lebih banyak disebabkan adanya kelainan anggota badan saja. Seperti lumpuh, anggota badan berkurang (buntung) dan cacat fisik lainnya.
  2. Tunadaksa taraf sedang. Termasuk dalam penjabaran ini yaitu tunadaksa akhir cacat bawaan, cerebral palsy ringan dan polio ringan. Kelompok ini banyak dialami dari tuna akhir cerebral palsy (tunamental) yang disertai dengan menurunnya daya ingat walau tidak hingga jauh dibawah normal.
  3. Tunadaksa taraf berat. Termasuk dalam penjabaran ini yaitu tuna akhir cerebral palsy berat dan ketunaan akhir infeksi. Pada umunya, anak yang terkena abnormalitas ini tingkat kecerdasannya tergolong dalam kelas debil, embesil dan idiot.