Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Kekerabatan Makna Serta Jenis Dan Hubungannya

Pengertian Relasi Makna Serta Jenis Dan Hubungannya. Dalam sebuah bahasa tidak menutup kemungkinan adanya beberapa leksem yang mengacu pada satu obyek atau makna. Hal tersebut dikarenakan adanya korelasi makna. Berikut yaitu klarifikasi seputar pengertian Relasi Makna, Jenis-Jenis Relasi Makna dan Hubungan Relasi Makna.

Pengertian Relasi Makna Serta Jenis Dan Hubungannya Pengertian Relasi Makna Serta Jenis Dan Hubungannya

Definisi Relasi Makna

Pengertian Relasi Makna yaitu merupakan korelasi atau pertalian antara bentuk bahasa dan barang (hal) yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga sanggup saling dimengerti.

Jenis-Jenis Relasi Makna

Beberapa mahir bahasa mengemukakan wacana jenis-jenis korelasi makna. Relasi makna terbagi atas tujuh jenis, yang antara lain adalah:
  1. Kesamaan makna (sinonim),
  2. Kebalikan makna (antonim),
  3. Kegandaan makna dalam kata (polisemi),
  4. Ketercakupan makna (hiponim dan hipernim),
  5. Kelainan makna (homonim, homofon, dan homograf),
  6. Kelebihan makna (redudansi), dan
  7. Kegandaan makna dalam frase atau kalimat 

Hubungan Relasi Makna

Hubungan kesesuaian dibagi atas empat korelasi yang lebih kecil sebagai berikut.
  1. Hubungan kesamaan (identity). Hubungan ini biasa disebut kesinoniman, yakni korelasi makna antar unsur leksikal yang bertalian dengan pemilikan ciri makna bersama di antara anggota kehiponiman, contohnya wanita dengan ibu.
  2. Hubungan peliputan (inklusi). Hubungan ini mengatakan makna suatu leksem masuk ke dalam makna leksem yang lebih luas, contohnya unggas dengan burung.
  3. Hubungan tumpang tindih (overlap). Hubungan ini terjadi alasannya yaitu adanya pemilikan hiperonim bersama, contohnya sapi berhiponim dengan binatang dan ternak.
  4. Hubungan penolakan (disjunction). Hubungan ini ditandai oleh penolakan anggota yang satu terhadap yang lain, contohnya korelasi pepaya dengan pisang.

Hubungan kontradiksi (oppositeness) yang terbagi atas:
  1. Inkompatibilitas yaitu korelasi makna antara dua kata atau lebih yang tidak mempunyai persamaan makna, tetapi mempunyai hiperonim yang sama. Contoh: tikus, kucing, anjing, kuda, dan gajah mempunyai korelasi inkompatibilitas, tetapi kata-kata tersebut mempunyai hiperonim yang sama, yaitu binatang. Inkompatibilitas ini sanggup diuji dengan memakai kerangka uji ‘jika sesuatu yaitu X, sesuatu itu bukan Y’. Jadi, jikalau sesuatu itu yaitu kucing, itu bukan anjing. Inkompatibilitas yaitu korelasi makna yang mengekpresikan prinsip disjungsi.
  2. Pertentangan makna (oposisi). Pertentangan makna yaitu korelasi makna dua kata yang bertolak belakang, contohnya panjang dengan pendek dan besar dengan kecil.