Pengertian Antroposentrisme
Pengertian Antroposentrisme. Etika lingkungan yang bercorak antroposentrisme merupakan sebuah kesalahan cara pandang Barat, yang bermula dari Aristoteles sampai filsuf - filsuf modern, di mana perhatian utamanya menganggap bahwa adat hanya berlaku bagi komunitas manusia.
Antroposentrisme juga merupakan teori filsafat yang menyampaikan bahwa nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi insan dan bahwa kebutuhan dan kepentingan insan mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting.
Definisi Antroposentrisme
Menurut Wikipedia. Pengertian Antroposentrisme ialah konsep utama di bidang adat lingkungan dan filsafat lingkungan, lantaran sering dianggap sebagai akar problem yang tercipta akhir interaksi insan dengan lingkungan. Meski begitu, antroposentrisme tertanam berpengaruh dalam aneka macam budaya insan modern dan tindakan - tindakan sadarnya. Istilah ini sanggup ditukar dengan humanosentrisme dan supremasi manusia.Antroposentrisme ialah fatwa yang memandang bahwa insan ialah sentra dari alam semesta, dan hanya insan yang mempunyai nilai, sementara alam dan segala isinya sekedar alat bagi pemuasan kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Manusia dianggap berada di luar, di atas, dan terpisah dari alam. Bahkan insan dipahami sebagai penguasa atas alam yang boleh melaksanakan apa saja. Cara pandang menyerupai itu melahirkan sikap dan sikap eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap alam dan segala isinya yang dianggap tidak mempunyai nilai pada diri sendiri.
Di dalam antroposentrisme, etika, nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia, dan bahwa kebutuhan dan kepentingan insan mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting diantara mahkluk hidup lainnya. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling memilih dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara pribadi atau tidak langsung. Nilai tertinggi ialah insan dan kepentingannya. Hanya insan yang mempunyai nilai dan menerima perhatian. Segala sesuatau yang lain di alam semesta ini hanya akan menerima nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh lantaran itu, alampun dilihat hanya sebagai obyek, alat, dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri. Yang menjadi problem bukanlah kecenderungan antroposentris pada diri insan yang memperalat alam semesta untuk kepentingannya. Tetapi problem dan sumber malapetaka krisis lingkungan hidup ialah tujuan-tujuan tidak pantas dan berlebihan yang dikejar oleh insan di luar batas toleransi ekosistem itu sendiri. Akhirnya dengan demikian insan bunuh diri. Krisis lingkungan hidup bukan disebabkan oleh pendekatan antroposentris semata, tetapi melainkan oleh pendekatan antroposentrisme yang berlebihan.
.