Menstruasi / Haid (Pengertian, Siklus, Gangguan)
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan artikel ihwal Menstruasi / Haid mencakup Pengertian, Siklus Haid, dan Gangguan / Kelainan Menstruasi beserta pengobatannya..
A. Pengertian Menstruasi / Haid
Haid / Menstruasi adalah suatu proses pencucian rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar dan sel-sel yang tidak terpakai lantaran tidak adanya pembuahan atau kehamilan.
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk pertama kalinya pada usia 12 atau 13 tahun. Menstruasi pertama ini dikenal dengan istilah menarrche. Tetapi ada juga yang mengalaminya lebih awal, yaitu pada usia 8 tahun atau lebih lambat yaitu usia 18 tahun. Menstruasi akan berhenti dengan sendirinya pada ketika perempuan sudah berusia 40-50 tahun, yang dikenal dengan istilah menopause.
Setelah mengalami menstruasi biasanya terlihat perubahan fisik seorang perempuan menyerupai pada pinggul dan payudaranya.
B. Siklus Menstruasi / Haid
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap perempuan dan hampir 90% perempuan mempunyai siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang mempunyai panjang siklus 28 hari, namun beberapa perempuan mempunyai siklus yang tidak teratur dan hal ini sanggup menjadi indikasi adanya duduk kasus kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung hingga dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
A. Pengertian Menstruasi / Haid
Haid / Menstruasi adalah suatu proses pencucian rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar dan sel-sel yang tidak terpakai lantaran tidak adanya pembuahan atau kehamilan.
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk pertama kalinya pada usia 12 atau 13 tahun. Menstruasi pertama ini dikenal dengan istilah menarrche. Tetapi ada juga yang mengalaminya lebih awal, yaitu pada usia 8 tahun atau lebih lambat yaitu usia 18 tahun. Menstruasi akan berhenti dengan sendirinya pada ketika perempuan sudah berusia 40-50 tahun, yang dikenal dengan istilah menopause.
Setelah mengalami menstruasi biasanya terlihat perubahan fisik seorang perempuan menyerupai pada pinggul dan payudaranya.
B. Siklus Menstruasi / Haid
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap perempuan dan hampir 90% perempuan mempunyai siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang mempunyai panjang siklus 28 hari, namun beberapa perempuan mempunyai siklus yang tidak teratur dan hal ini sanggup menjadi indikasi adanya duduk kasus kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung hingga dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang perempuan mempunyai 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel. Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk kemudian dibuah, yang disebut ovulasi.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam pedoman darah sehingga menciptakan sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi mayoritas hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam pedoman darah.
Hormon estrogen dan hormone FSH membantu sel telur yang mayoritas tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim biar mempersiapkan diri untuk mendapatkan sel telur tersebut. Hormon estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma sehabis berafiliasi intim. Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada ketika ini, sperma masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut mempunyai kesempatan yang besar untuk dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada kesannya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormon tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.
Fase-fase dalam siklus menstruasi
Fase-fase dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus.
Fase-fase tersebut yaitu :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase menstruasi ini terjadi kalau ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron mengakibatkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 ml.
b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akhir lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai semenjak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
c) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH abreviasi dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen mengakibatkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga mengakibatkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada sendometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 hingga hari ke-14 dari siklus menstruasi.
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
- Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 hingga hari ke-7. Fase ini sanggup dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
- Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 hingga hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan sanggup dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
- Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 hingga hari ke-14. Fase ini sanggup dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 hingga ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar bermetamorfosis panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin usang makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang dibutuhkan sebagai materi masakan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
- Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya lantaran kehilangan cairan.
- Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi.
Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat kuat diantaranya yaitu yang dihasilkan gonadotropin hipofisis yaitu :
- Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus luteum.
- Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga sanggup berkembang dan berfungsi pada ketika pubertas. FSH berbagi folikel sprimer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.
- Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida dengan 198 asam amino, dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin yaitu suatu hormon yang sangat renta serta mempunyai susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum
Gangguan dan kelainan menstruasi ada beberapa macam, yaitu :
1. NYERI HAID (DISMENORRHOE)
Pada ketika menstruasi perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat nyeri bervariasi, tergantung dari ambang batas sakit perempuan tersebut masing-masing. Rasa nyeri yang berlebihan disebut dismenorrhoe.
Nyeri haid ada 2 macam:
- Primer, timbul dari haid pertama dan akan hilan g sendiri dengan berjalannya waktu, hal ini disebabkan oleh kestabilan hormon dalam badan atau posisi rahim sehabis menikah dan melahirkan. Gejala ini tidak membahayakan. Gejala ini sanggup timbul berlebihan lantaran dipengaruhi faktor psikis dan fisik (ketahanan tubuh)
- Sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu kalau ada penyakit atau kelainan menetap, menyerupai infeksi rahim, kista, tumor atau kelainan kedudukan rahim.
2.SINDROM PRAMENSTRUASI (Pre Menstrual Syndrome/Pre Menstrual Tension/PMT)
Adalah kumpulan tanda-tanda akhir perubahan hormonal yang berafiliasi dengan siklus ketika haid dan ovulasi.
Penyebab
- Tidak seimbang antara hormon estrogen dan progesteron, antara lain defisiensi progesteron
- Perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang memberikan pengeluaran hormon seks dalam sel
- Gangguan perasaan, faktor kejiwaan, duduk kasus sosial
- PMT lebih gampang terjadi pada perempuan yang lebih peka terhadap imbas siklus hormon ovarium yang normal
Kunjungan pasien ke klinik
a. Gejala pramenstrual fisiologis
- Hanya terjadi pada fase luteal
- Hilang total ketika menstruasi
- Tidak berat dan tidak mengganggu fungsi normal
b. Sindrom pramenstruasi
- Hanya pada fase luteal siklus menstruasi
- Hilang total ketika menstruasi
- Gejala berat mengakibatkan imbas besar pada fungsi normal dan hubungan antar pribadi
c. Eksaserbasi penyakit medis pada premenstruasi
d. Eksaserbasi penyakit psikologis pada pramenstruasi
e. PMT yang sudah ada dan penyakit psikologis yang mendasari
- Sulit dibedakan
- Gejala mereda pada menstruasi tetapi hanya hingga ke tingkat penyakit yang mendasari
f. Penyakit psikologis nonsiklis
- Gejala menyerupai PMT, tetapi tidak mereda hingga tamat menstruasi
- Perlu diagnosis alternatif, antara lain gangguan kepribadian, depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan lain-lain.
Gejala
- Gejala psikologis yang khas, iritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil
- Rasa malas dan gampang lelah
- Nafsu makan meningkat, BB bertambah lantaran badan menyimpan air dalam jumlah yang banyak
- Gejala fisik yang sering yaitu pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhoe (kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan
- Paling sering mengakibatkan distress yaitu tanda-tanda psikologis
Faktor yang meningkatkan resiko PMT
- Wanita yang pernah melahirkan
- Status perkawinan
- Usia
- Stress
- Diet
- Kekurangan zat gizi
Tipe dan tanda-tanda PMT, berdasarkan Dr. Guy E. Abraham
- PMT tipe A (anxiety), ditandai dengan adanya rasa cemas, labil, sensitif dan rasa tegang
- PMT tipe H (hyperhidration), tanda-tanda ditandai pembengkakan, perut kembung, nyeri pada payudara, peningkatan BB
- PMT tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi masakan yang anggun dan berkarbohidrat
- PMT tipe D (depretion), ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa
Waktu
- Pada fase luteal siklus menstruasi dan reda pada tamat menstruasi
- Adapula tanda-tanda yang timbul beberapa hari segera sebelum menstruasi atau semenjak ovulasi pribadi melalui fase luteal hingga tamat menstruasi
Dampak
- Psikososial (berkurang kinerja, duduk kasus perkawinan, bunuh diri, pembunuhan, pemukulan anak)
- Kelainan medis(masalah perilaku, migrain, epilepsi, asma)
Kriteria diagnosis
- Terjadi pada fase luteal
- Menimbulkan dampak besar pada fungsi normal
- Menghilang pada tamat menstruasi
Pengobatan
Tujuan
- Memperbaiki anomali neuroendokrin
- Menekan pemicu di ovarium
Hal-hal yang perlu dilakukan ketika mengalami PMT
- Mengurangi masakan bergaram, berupa tepung, gula, kafein dan coklat
- Meningkatkan masakan tinggi kalsium dan vitamin C seminggu sebelum menstruasi
- Konsumsi masakan berserat dan banyak minum air putih
- Jika darah yang kelauar banyak, memperbanyak masakan yang emngandung zat besi
Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi sakit/kram perut ketika menstruasi
- Kompres dengan botol panas pada penggalan yang terasa sakit
- Mandi air hangat, sebagai aroma terapi menenangkan diri
- Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
- Menggosok perut atau pinggang yang sakit
- Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah dan relaksasi
- Tarik nafas dalam-dalam untuk relaksasi
- Minum analgetik/obat-obatan yang dinajurkan petugas kesehatan
Pertimbangan pada terapi
- Usia pasien dan keinginan untuk hamil dalam waktu bersahabat atau usang (apakah mememrlukan kontrasepsi, pendekatan yang bersifat kontraseptif ataukah sanggup dilakukan histerektomi?)
- Beratnya tanda-tanda (apakah memerlukan tindakan invasif?)
- Wanita mungkin hanya mendapatkan metode non hormon, psikotropik, bedah
- Sifat gejala
- SSRI (selevtive serotonin re-uptake inhibitor), efektif untuk tanda-tanda psikologis juga somatik
- Gejala payudara (evening primrose oil, danazol fase luteal, bromokriptin)
- Nyeri (anti inflamasi non steroid)
- Gejala somatik terutama kembung berespon terhadap spironolakton
Pendekatan terapi
Terapi non hormon
- Anjuran untuk sering mengkonsumsi karbohidrat, tidak ditunjang oleh percobaan
- Pemberian B6
- Evening primrose oil (untuk tanda-tanda pada payudara)
- Mineral (Ca dan Mg) mungkin bermanfaat
- Terapi alternatif (olahraga dan relaksasi)
- Psikoterapi
- Obat psikotropik
- Diuretik (spironolakton)
- Inhibitor Pg (asam mefenamat dan natrium naproksen)
Terapi hormon
- Progesteron/progestogen
- Estrogen
- Danazol
- Analog agonis GnRH
- Bromokriptin
- Pil kontrasepsi oral
Pendekatan bedah
- Histerektomi
- Ooforektomi
3. AMENORRHOE
Yaitu tidak mendapatkan haid sama sekali
Penyebab :
- Hymen imperforate, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Keluhan pada kejadian ini biasanya mengeluh sakit perut tiap bulan. Hal ini sanggup diatasi dengan operasi
- Menstruasi anovulatiore, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid/hanya sedikit. Pengobatannya dengan terapi hormon
- Amenorrhoe sekunder, yaitu biasanya pada perempuan yang pernah menstruasi sebelumnya. Penyebab amenorrhoe sekunder ini lantaran hipotensi, anemia, infeksi atau kelemahan kondisi badan secara umum, stress psikologis.
4. DARAH HAID YANG BANYAK
Ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Gangguan ini sanggup disebabkan oleh infeksi penyakit kelamin, komplikasi pada kehamilan, penyakit kronis, trauma, konsumsi obat-obatan tertentu, adanya gangguan hormon atau kanker.
Tindakan-tindakan yang dilakukan
- Pemeriksaan fisik terhadap kelenjar tiroid, hati dan vagina
- Pemeriksaan laboratorium, menyerupai investigasi darah, tes kehamilan, fungsi tiroid dan fungsi hati atau investigasi hormonal
Pengobatan
- Pemberian suplementasi zat besi dan antiprostaglandin selama haid
- Pemberian asam folat
- Pemberian anti koagulan (pembekuan darah) untuk mengatasi terjadinya anemia lantaran pengeluaran darah yang berlebihan.
Sumber-sumber :
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Kesehatan/Haid/hal2.htm
https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/fase-dalam-siklus-menstruasi/
https://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/24/macam-macam-gangguan-menstruasi/
Sumber http://www.artikelmateri.com