Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia: Teori Masuk & Peryebaran Islam

Kerajaan Islam di Indonesia Sejak dahulu bangsa Indonesia populer sebagai bangsa yang ramah dan suka bergaul dengan bangsa lain. Oleh lantaran itu, banyak bangsa lain yang tiba ke wilayah Nusantara untuk menjalin relasi dagang. Ramainya perdagangan di Nusantara yang melibatkan para pedagang dari banyak sekali negara disebabkan melimpahnya hasil bumi dan letak Indonesia pada jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Pada sekitar kurun ketujuh, Selat Malaka telah dilalui oleh pedagang Islam dari India, Persia, dan Arab dalam pelayarannya menuju negara-negara di Asia Tenggara dan Cina. Melalui relasi perdagangan tersebut, agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia.

Nah, sehabis pada artikel sebelumnya kita telah membahas perkembangan Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, pada kesempatan kali ini akan mencoba menghadirkan sebuah klarifikasi perihal Kerajaan Islam di Indonesia yang di dalamnya memuat teori masuknya islam dan cara penyebarannya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Masuknya Islam di Indonesia

Sebagaimana disebutkan di atas, proses Islamisasi yang terjadi di Indonesia beriringan dengan proses perdagangan yang terjadi antara bangsa Indonesia dengan bangsa asing. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa secara geografis, Indonesia merupakan sebuah wilayah kepulauan yang terbuka bagi terjadinya interaksi perdagangan. Salah satu dampak dari interaksi tersebut yaitu masuknya Islam ke Indonesia. Hal-hal yang menjadi pertanyaan mengenai proses islamisasi tersebut ialah dari manakah asalnya bangsa Indonesia mendapatkan Islam, dan kapan Islam itu datang? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, lahirlah beberapa pendapat atau teori perihal islamisasi di Indonesia.

Ada tiga pendapat yang menjelaskan periode kedatangan Islam di indonesia, yaitu:

  1. Islam tiba ke Indonesia pada kurun ke-7
    Pendapat masuknya Islam di Indonesia pada kurun ke-7 didasarkan pada berita-berita dari bangsa gila menawarkan bahwa para pedagang Islam diperkirakan pertama kali tiba ke Indonesia ketika berkuasanya Kerajaan Sriwijaya. Pada ketika itu, di sentra Kerajaan Sriwijaya telah dijumpai perkampungan-perkampungan pedagang Arab. Menurut gosip Ibn Hordadzbeth (844-848 M), pedagang Sulaiman (902 M), Ibn Rosteh (903 M), Abu Yazid (916 M), dan hebat geografi Mas’udi (955 M), Kerajaan Sriwijaya (Sribu a) berada di bawah kekuasaan Raja Zabag yang kaya dan menguasai jalur perdagangan dengan Kerajaan Oman. Pedagang-pedagang Gujarat dari India yang tiba ke Indonesia bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga untuk membuatkan agama yang mereka anut. Di samping itu, para saudagar yang tiba dari Persia juga ikut membuatkan agama Islam di Indonesia.

  2. Islam tiba ke Indonesia pada kurun ke-11
    Pedapat masuknya Islam di Indonesia pada kurun ke-11 didasarkan dengan adanya makam Fatimah binti Maimun (Maemon) yang berangka tahun 475 H atau 1028 M di Leran, Gresik, Jawa Timur.

  3. Islam tiba ke Indonesia pada kurun ke-13
    Pendapat perihal masuknya Islam di Indonesia pada kurun ke-13 didasarkan pada catatan Marcopolo yang mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1292 dan kisah dari Ibnu Batutah yang mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai pada kurun ke-14. Di samping itu, watu nisan kubur Malik al Saleh yang meninggal tahun 1297 juga memperkuat bukti-bukti bahwa pada ketika itu telah terdapat kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini disampaikan oleh Snouck Hurgronje, Nj. Kroom, Van den Bergh, dan R. Soekmono.

Terdapat banyak sekali pendapat pula mengenai negeri asal pembawa agama serta kebudayaan Islam ke Indonesia. Ada yang menyampaikan bahwa kebudayaan dan agama Islam tiba dari Arab, Persia, dan India (Gujarat dan Benggala). Akan tetapi, para hebat menitikberatkan bahwa golongan pembawa Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat (India Barat). Hal itu diperkuat dengan buktibukti sejarah berupa nisan makam, tata kehidupan masyarakat, dan budaya Islam di Indonesia yang banyak mempunyai persamaan dengan Islam di Gujarat. Pembawanya yaitu para pedagang, mubalig, dan golongan hebat tasawuf.

 Sejak dahulu bangsa Indonesia populer sebagai bangsa yang ramah dan suka bergaul dengan  Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia: Teori Masuk & Peryebaran Islam
Masjid Menara Kudus Wujud Akulturasi Budaya Hindu-Budha dengan Budaya Islam

B. Cara Penyebaran Islam di Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia berlangsung secara sedikit demi sedikit dan dilakukan secara hening sehingga tidak menimbulkan ketegangan sosial. Cara penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia melalui banyak sekali susukan berikut ini.

  1. Melalui perdagangan
    Saluran yang digunakan dalam proses islamisasi di Indonesia pada awalnya melalui perdagangan. Hal itu sesuai dengan perkembangan kemudian lintas pelayaran dan perdagangan dunia yang ramai mulai kurun ke-7 hingga dengan kurun ke- 16, antara Eropa, Timur Tengah, India, Asia Tenggara, dan Cina. Proses islamisasi melalui susukan perdagangan ini dipercepat oleh situasi politik beberapa kerajaan Hindu pada ketika itu, yaitu adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah sentra di Majapahit. Pedagang-pedagang muslim itu banyak menetap di kota-kota pelabuhan dan membentuk perkampungan muslim.

  2. Melalui Perkawinan
    Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah menetap makin baik. Para pedagang itu menjadi kaya dan terhormat, tetapi keluarganya tidak dibawa serta. Para pedagang itu kemudian menikahi gadis-gadis setempat dengan syarat mereka harus masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan. Saluran islamisasi lewat perkawinan ini lebih menguntungkan lagi apabila para saudagar atau ulama Islam berhasil menikah dengan anak raja atau adipati. Kalau raja atau adipati sudah masuk Islam, rakyatnya pun akan gampang diajak masuk Islam.

  3. Melalui tasawuf
    Tasawuf yaitu pedoman ketuhanan yang telah bercampur dengan gaib dan hal-hal magis. Oleh lantaran itu, para hebat tasawuf biasanya mahir dalam soalsoal magis dan mempunyai kekuatan menyembuhkan. Kedatangan hebat tasawuf ke Indonesia diperkirakan semenjak kurun ke-13, yaitu masa perkembangan dan penyebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India yang sudah beragama Islam. Bersamaan dengan perkembangan tasawuf, para ulama dalam mengajarkan agama Islam di Indonesia menyesuaikan dengan contoh pikir masyarakat yang masih berorientasi pada agama Hindu dan Buddha sehingga gampang dimengerti. Itulah sebabnya, orang Jawa begitu gampang mendapatkan agama Islam.

  4. Melalui pendidikan
    Pendidikan dalam Islam dilakukan dalam pondok-pondok pesantren yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-ulama. Pesantren ini merupakan forum yang penting dalam penyebaran agama Islam lantaran merupakan tempat pelatihan calon guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-ulama. Setelah menamatkan pelajarannya di pesantren, murid-murid (para santri) akan kembali ke kampung halamannya untuk membuatkan Islam secara luas.

  5. Melalui seni budaya
    Dalam membuatkan agama Islam, sebagian wali memakai media seni budaya yang sudah ada dan disenangi masyarakat. Pada perayaan hari keagamaan menyerupai Maulid Nabi, misalnya, seni tari dan peralatan musik tradisional (gamelan) digunakan untuk meramaikan suasana. Sunan Kalijaga yang sangat mahir memainkan wayang memanfaatkan kesenian ini sebagai sarana untuk memberikan agama Islam kepada

  6. Melalui dakwah
    Penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa, sangat berkaitan dengan efek para wali yang kita kenal dengan sebutan wali sanga. Mereka inilah yang berperan paling besar dalam penyebaran agama Islam melalui metode dakwah.

C. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Ketika Islam masuk melalui jalur perdagangan, pusat-pusat perdagangan dan pelayaran di sepanjang pantai dikuasai oleh raja-raja daerah, para bangsawan, dan penguasa lainnya, contohnya raja atau adipati Aceh, Johor, Jambi, Surabaya, dan Gresik. Mereka berkuasa mengatur kemudian lintas perdagangan dan memilih harga barang yang diperdagangkan. Mereka itu yang mula-mula melaksanakan relasi dagang dengan para pedagang muslim. Lebih-lebih sehabis suasana politik di sentra Kerajaan Majapahit mengalami kekacauan, raja-raja tempat dan para adipati di pesisir ingin melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Oleh lantaran itu, relasi dan kolaborasi dengan pedagang-pedagang muslim makin erat. Dalam suasana demikian, banyak raja tempat dan adipati pesisir yang masuk Islam. Hal itu ditambah dengan proteksi dari pedagang-pedagang Islam sehingga bisa melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Pada perkembangannya, kerajaan-kerajaan bercorak Islam pun muncul dan berkembang.

Berikut ini yaitu Kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ada di Indonesia, yaitu antara lain:
  1. Kerajaan Samudera Pasai
  2. Kerajaan Aceh
  3. Kerajaan Demak
  4. Kerajaan Banten
  5. Kerajaan Mataram Islam
  6. Kerajaan Makassar
  7. Kerajaan Ternate dan Tidore

Semoga klarifikasi mengenai Kerajaan Islam di Indonesia di atas bisa menambah wawasan teman sekalian perihal sejarah yang terjadi di nusantara ini. Apabila ada suatu kesalahan dari klarifikasi di atas baik dari segi penulisan maupun isi, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih... ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^

Sumber http://www.zonasiswa.com