Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sistem Pencernaan Insan (Alat, Kelenjar, & Ganguan Pencernaan), Lengkap!!!

Sistem Pencernaan Manusia Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita akan dicerna oleh sistem pencernaan yang terdiri atas organ-organ pencernaan, kemudian diserap oleh tubuh. Makanan berfungsi untuk menghasilkan energi, mengganti sel-sel yang rusak dan untuk pertumbuhan. Nah, pada kesempatan kali ini, akan mencoba menghadirkan klarifikasi mengenai Sistem Pencernaan pada Manusia. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Proses pencernaan pada insan sanggup dibedakan menjadi dua macam, yaitu pencernaan makenik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik ialah proses pengubahan masakan dari bentuk bergairah menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan memakai gigi di dalam mulut. Sedangkan pencernaan kimiawi ialah proses perubahan masakan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim ialah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Proses pencernaan masakan pada insan melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan masakan pada insan ialah organorgan tubuh yang berfungsi mencerna masakan yang kita makan. Alat pencernaan masakan dibedakan atas akses pencernaan dan kelenjar pencernaan.

 Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita akan dicerna oleh sistem pencernaan yang terdiri a Sistem Pencernaan Manusia  (Alat, Kelenjar, & Ganguan Pencernaan), LENGKAP!!!
Sistem Pencernaan Manusia  (Alat, Kelenjar, & Ganguan Pencernaan)

A. Alat Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan melibatkan beberapa organ yang membentuk akses pencernaan yang saling bekerjasama dengan ukuran panjang kira-kira 9 meter, serta beberapa kelenjar pencernaan untuk membantu proses pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas beberapa organ, diantaranya adalah:

1. Mulut

Mulut merupakan alat pencernaan pertama yang dilalui makanan. Di dalam mulut, masakan mengalami pencernaaan secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik, masakan dihancurkan oleh gigi yang dibantu oleh lidah. Sedangkan, secara kimiawi, masakan dicerna oleh enzim yang terkandung di dalam air ludah. Di dalam verbal terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah yang membantu pencernaan di dalam mulut.

a. Gigi
Gigi ialah alat bantu pencernaan yang berfungsi mengunyah makanan. Makanan ini dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga sanggup ditelan. Proses pemecahan masakan di verbal oleh gigi disebut pencernaan mekanik yang pertama.

Berdasarkan fungsinya, gigi dibagi menjadi tiga macam, yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Gigi seri (insisivus), berfungsi untuk memotong makanan. Memiliki bentuk mirip pahat. Gigi taring (kaninus), berfungsi untuk mengoyak makanan. Mempunyai bentuk agak panjang. Gigi geraham (molar dan premolar), berfungsi untuk mengunyah, menggiling, dan menghaluskan makanan.

Susunan gigi masa bayi ialah gigi sulung (gigi susu). Gigi susu mulai tumbuh ketika anak berumur 6 - 8 bulan. Gigi anak tersebut akan lengkap menjadi 20 buah, ketika berumur 2,5 tahun. Susunan gigi susu ialah 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham. Apabila gigi susu tanggal akan digantikan gigi permanen.

Susunan gigi masa sampaumur ialah gigi permanen (gigi tetap). Gigi permanen mulai tumbuh pada umur 6 - 8 tahun. Jumlah gigi permanen yang lengkap ialah 32 buah. Susunannya ialah 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi premolar, dan 12 gigi molar. Apabila gigi molar tanggal, maka tidak akan tumbuh gigi gres lagi.

b. Lidah
Lidah tersusun atas otot lurik yang bergairah dan dilapisi selaput mukosa. Lidah berfungsi untuk membolak-balik dan mencampur makanan, serta membantu proses penelanan makanan. Selain itu, pengecap berperan untuk memilih rasa makanan, lantaran di permukaan pengecap terdapat papila-papila pengecap. Bagian ujung pengecap sanggup mencicipi rasa manis, tepi depan rasa asin, tepi samping rasa asam, dan pangkal pengecap rasa pahit.

Pada pangkal pengecap cuilan belakang terdapat epiglotis yang mempunyai fungsi menutup jalan pernapasan ketika menelan makanan. Sehingga, masakan tidak akan masuk ke akses pernapasan.

c. Kelenjar ludah 
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang ada di rongga mulut. Mempunyai fungsi untuk memproduksi larutan mukus ke dalam verbal yang disebut ludah atau air liur atau saliva. Secara normal air liur diproduksi sebanyak 1 - 1,5 liter setiap hari. Air liur mempunyai komposisi air 97 - 98 %, glukoprotein, ptialin (amilase), dan garam-garam alkali. Amilase atau ptialin merupakan enzim yang berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa atau glukosa. Hal ini sanggup dibuktikan apabila kau makan roti tawar, usang kelamaan akan terasa manis.

Air liur mempunyai dua fungsi, yaitu secara mekanis dan secara kemis. Secara mekanis, air liur berfungsi membasahi, melumasi masakan menjadi lunak dam berbentuk pasta sehingga gampang di telan. Sedangkan, secara kemis, air liur berfungsi melarutkan masakan yang kering sehingga sanggup dirasakan, menjaga pH mulut, membunuh basil dan mencegah biar verbal tidak kering.

Kelenjar ludah di dalam verbal ada tiga, yaitu kelenjar submandibularis, sublingualis, dan parotis. Kelenjar submandibularis, terdapat di bawah rahang cuilan tengah. Kelenjar sublingualis, terdapat di bawah dasar rongga mulut. Kelenjar parotis, terletak di bawah cuilan depan telinga.

2. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan bentuknya mirip pipa yang panjangnya pada orang sampaumur kira-kira 25 cm. Pangkalnya ialah di leher, di belakang tenggorok, kemudian di kawasan dada di belakang jantung, menembus sekat rongga tubuh di depan tulang belakang dan bermuara dalam lambung. Satu pertiga cuilan atasnya tersusun atas otot lurik, dua pertiga cuilan bawahnya terdiri atas otot polos. Makanan bergerak melalui akses pencernaan oleh adanya gerak peristaltik, suatu kontraksi otot ibarat gelombang di dalam akses pencernaan. Kerongkongan menyalurkan masakan dari pangkal kerongkongan (faring) ke lambung dalam waktu 6 detik.

3. Lambung (Ventrikulus)

Lambung merupakan akses pencernaan masakan yang melebar mirip kantung, terletak di cuilan atas rongga perut sebelah kiri, dan sebagian tertutup oleh hati dan limpa. Makanan yang ditelan terkumpul dalam lambung dan bercampur dengan getah lambung, sehingga masakan menjadi encer mirip bubur. Jalan keluar lambung tertutup rapat lantaran tebalnya lapisan otot lingkar yang sewaktu-waktu terbuka untuk melewatkan bubur masakan bertahap ke dalam usus halus.

Lambung terdiri atas empat bagian, yaitu cuilan kardiak, fundus, tubuh lambung, dan pilorus. Kardiak berdekatan dengan hati dan bekerjasama dengan kerongkongan. Pilorus bekerjasama pribadi dengan usus dua belas jari. Di cuilan ujung kardiak terdapat klep atau spingter yang disebut spingter esofageal, sedangkan di ujung pilorus terdapat spingter pilorus. Spingter esofageal berfungsi untuk menjaga masakan biar tetap di lambung dan hanya akan terbuka pada ketika masakan masuk atau pada ketika muntah.

Dinding lambung terdiri atas otot-otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong yang menimbulkan lambung berkontraksi. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi menghasilkan getah lambung. Makanan yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2 – 5 jam. Selama masakan ada di dalam lambung, masakan dicerna secara kimiawi dan bercampur dengan getah lambung. Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh gerak peristaltik.

Getah lambung ialah gabungan zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri atas air, asam lambung ( HCl), serta enzim pepsin, renin, dan lipase. Getah lambung bersifat asam lantaran mengandung banyak asam lambung. Asam lambung berfungsi untuk membunuh kuman penyakit atau basil yang masuk bersama makanan, mengubah sifat protein, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Lipase ialah enzim yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung.

Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga masakan menjadi lembut seperi bubur dan disebut kim. Otot pilorus yang membentuk klep akan mengatur keluarnya kim bertahap dari lambung ke duodenum. Otot pilorus yang mengarah ke lambung akan mengendur bila tersentuh kim yang bersifat asam, sebaliknya otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan mengerut bila tersentuh kim.

4. Usus Halus

Makanan yang telah menjadi bubur (kim) lantaran mengalami pencernaan di lambung masuk ke usus halus. Usus halus mempunyai panjang kurang lebih 6 meter. Di dalam usus halus masakan mengalami proses pencernaan dan absorpsi. Permukaan dalam usus halus susunannya berupa lipatan-lipatan yang mempunyai vili (jonjot) sehingga memperluas penyerapan. Vili banyak mengandung pembuluh darah dan limfa.

a. Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari berukuran panjang kurang lebih 25 sentimeter. Makanan dari lambung bersifat asam, kemudian masuk ke usus dua belas jari. Sifat asam ini akan merangsang dinding usus untuk mensekresikan hormon-hormon mirip hormon sekretin dan hormon kolesistokinin. Hormon sekretin yang berfungsi untuk merangsang getah pankreas yang terdiri atas enzim-enzim mirip enzim tripsin, amilase, dan lipase. Sedangkan Hormon kolesistokinin berfungsi untuk merangsang empedu. Getah empedu dibentuk di dalam hati dan disimpan di dalam kantong empedu. Getah empedu mengandung zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin dan garam empedu, yaitu natrium glukolat.

b. Jejunum
Jejunum mempunyai panjang sekitar 2 - 3 meter. Permukaannya lebih lebar, dindingnya lebih tebal, serta lebih banyak mengandung pembuluh darah. Di dalam jejunum masakan mengalami proses pencernaan secara kimiawi yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan usus ini. Enzimenzim tersebut adalah:
  • laktase, enzim yang mengubah laktosa menjadi glukosa
  • dipeptidase, mengubah pepton menjadi asam amino
  • enterokinase, mengaktifkan tripsinogen maltase, mengubah maltosa menjadi glukosa
  • disakanase, mengubah disakarida menjadi monosakarida
  • sukrase, mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
  • lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
  • peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino


c. Ileum
Ileum mempunyai panjang kurang lebih 4 - 5 meter. Di dalam usus ini terjadi proses penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan. Permukaan dinding dalam ileum terdapat vili sehingga proses penyerapan zat masakan lebih luas dan sempurna.

Absorpsi zat-zat masakan di dalam usus halus dilakukan oleh pembuluh darah kapiler dan akses limfa yang terdapat dalam permukaan vili. Glukosa, asam amino, vitanium, air, dan mineral, diabsorpsi pembuluh darah kapier, dibawa menuju hati melalui vena porta. Di dalam hati, sebagian mengalami perubahan bentuk lain dan sebagian diedarkan ke seluruh tubuh melalui vena hepatika. Sedangkan, asam lemak dan gliserol diserap oleh pembuluh limfe (pembuluh kil).

Asam amino diabsorpsi secara cepat di duodenum dan jejunum. Di dalam usus halus selain pencernaan secara kimia juga pencernaan secara mekanik, yaitu gerakan peristaltik. Dengan gerakan peristaltik inilah kim sanggup bergerak dan meningkatkan penyerapan zat-zat makanan.

5. Usus Besar (Kolon)

Usus besar pada umumnya terdiri atas usus besar ascending (menaik), transvers (melintang), descending (menurun), dan berakhir pada rektum, yaitu cuilan berotot yang mengeluarkan kotoran melalui anus. Usus besar tidak mempunyai villi sehingga tidak terjadi penyerapan sarisari makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses menjadi lebih padat. Pada kolon juga terjadi proses pembusukan sisa pencernaan (yang tidak sanggup diserap usus halus) oleh basil Escherichia coli yang menghasilkan gas H2S, NH4, indole, skatole, dan vitamin K (berperan dalam proses pembekuan darah).

Jika dalam dinding usus besar seseorang terinfeksi, akhirnya penyerapan air akan terganggu, sehingga wujud feses dalam keadaan cair yang disebut dengan tanda-tanda diare. Apabila seseorang menahan buang air besar, maka akan menimbulkan penyerapan air yang berlebihan sehingga feses menjadi keras yang disebut dengan konstipasi (sembelit) yang sanggup menimbulkan pecahnya pembuluh darah vena sekitar anus yang gejalanya disebut dengan hemoroid (ambeien).

6. Anus

Di dalam usus besar, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristaltik menuju ke rektum (poros usus) yang merupakan cuilan simpulan dari akses pencernaan. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara pada lubang dubur yang nantinya mengeluarkan feses. Gerakan peristaltik dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Akan tetapi, pada ketika buang air besar otot spingter di anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot spingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya, feses sanggup terdorong ke luar anus.

B. Kelenjar Pencernaan

Selain enam alat pencernaan di atas, terdapat 2 organ yang berfungsi sebegai kelenjar pencernaan, yaitu hati dan pankreas. Kelenjar pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan.

1. Hati

Sari-sari masakan yang diserap usus halus akan melewati hati terlebih dahulu. Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan zat masakan dalam darah dan sebagai pensekresi empedu. Empedu mengandung garam-garam empedu, pigmen empedu, air, dan kolesterol. Garam-garam empedu berfungsi menurunkan tegangan butir lemak biar sanggup diemulsikan sehingga gampang diserap. Selain itu, empedu juga menghasilkan pigmen bilirubin dan biliverdin. Pigmen ini memberi warna cokelat pada feses.

Dalam metabolisme karbohidrat, hati berfungsi untuk:
  • Menyimpan glikogen.
  • Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.
  • Glukoneogenesis (pengubahan molekul-molekul lemak, protein, dan laktat menjadi glukosa).
  • Membentuk senyawa kimia penting dari hasil mediator metabolisme karbohidrat.


Hati berfungsi sangat penting terutama untuk mempertahankan konsentrasi gula dalam darah. Pada metabolisme protein, hati berfungsi untuk:
  • Pembentukan sebagian besar lipoprotein.
  • Pembentuk sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid.Mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak. 
  • Deaminasi asam amino, yaitu pengurangan gugus amin (-NH2) pada asam amino.
  • Pembentukan urea, untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh.
  • Pembentukan plasma protein.
  • Interkonversi di antara asam amino yang berbeda untuk proses metabolisme tubuh.

2. Kelenjar Pankreas

Cara hati mengatur keseimbangan zat masakan dalam darah ialah bekerja sama dengan insulin dan glukosa yang dihasilkan oleh pankreas. Bila kadar gula darah berlebihan, insulin akan merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu, kadar glukosa darah menjadi normal kembali.

Ada empat cara insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah, yaitu pertama, insulin merangsang sel-sel tubuh untuk menyerap lebih banyak glukosa dari darah. Kedua, insulin meningkatkan kecepatan reaksi respirasi seluler yang memakai glukosa. Ketiga, insulin merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa darah. Keempat, insulin merangsang selsel lemak untuk mengambil glukosa dan mengubahnya menjadi lemak.

Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan glukagon, yaitu hormon yang sanggup merangsang hati untuk mengubah glikogen hati menjadi glukosa dan mengeluarkan glukosa bila kadar glukosa dalam darah rendah.

C. Ganguan Pencernaan

Gangguan pada sistem pencernaan masakan sanggup disebabkan oleh teladan makan yang salah, jerawat bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini ialah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, hingga pada jerawat usus buntu (apendisitis). Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:

  1. Diare
    Diare merupakan keadaan buang air besar yang terjadi terlalu sering dengan feses yang banyak mengandung air. Diare menimbulkan tubuh kehilangan banyak air. Diare yang berlangsung usang menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi akan menimbulkan tubuh terasa lemas lantaran banyak kehilangan air dan garam mineral. Penyebab penyakit diare antara lain ansietas (stres), peradangan usus (misalnya kolera, disentri), kekurangan gizi (misalnya kelaparan, kekurangan zat putih telur), keracunan masakan atau tidak tahan terhadap masakan tertentu.

  2. Sembelit
    Sembelit terjadi bila kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan lantaran kurang mengonsumsi masakan yang berupa tumbuhan atau berserat. Untuk mencegah sembelit, sebaiknya banyak minum air putih dan makan masakan yang banyak mengandung serat.

  3. Maag
    Maag ialah luka pada lapisan lambung atau usus dua belas jari yang dikenal dengan sakit maag. Luka akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong jawaban makan tidak teratur yang pada akhirnya akan menimbulkan pendarahan pada lambung. Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan menghidrolisis atau mengikis bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Gejala umum penyakit maag ialah pegal-pegal di punggung selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala ini terjadi 2 – 3 jam sehabis makan atau terjadi tengah malam ketika perut kosong. Gejala-gejala lainnya yaitu berat tubuh berkurang, kurang nafsu makan, mual, dan muntah-muntah.

  4. Radang Usus Buntu
    Radang usus buntu jawaban dari jerawat yang terjadi pada usus buntu. Gejala penyakit ini ialah sakit perut. Sakit perut yang dirasakan biasanya di perut cuilan bawah sebelah kanan. Radang usus buntu terjadi bila lubang yang menghubungkan usus buntu dengan usus besar tersumbat. Penyumbatan sanggup terjadi lantaran lendir yang menebal atau masuknya benda keras. Lendir ini lama-kelamaan akan mengeras dan menyumbat lubang usus buntu. Selanjutnya, basil yang secara alami berada dalam usus buntu menginfeksi dinding usus buntu. Infeksi inilah yang menimbulkan usus buntu meradang dan menimbulkan rasa sakit.

  5. Radang pada Dinding Lambung (Gastritis)
    Radang dinding lambung merupakan peradangan yang terjadi pada membran mukus yang melapisi lambung. Gejala radang dinding lambung contohnya kesulitan bernapas, feses hitam bercampur darah, sakit kepala, dan rasa tidak nyaman di perut cuilan atas. Radang dinding lambung sanggup disebabkan oleh alergi terhadap masakan tertentu, alkohol, obat-obatan, racun, dan basil tertentu.
Semoga penejelasan mengenai Sistem Pencernaan Manusia di atas sanggup menambah wawasan sahabat sekalian dan tentunya bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih... ZONA SISWA | Ikut Mencerdaskan Bangsa

Ayo kirimkan karya sahabat berupa puisi, isu unik, cerpen, cerbung, dan lainnya di Mading . Dan jadikan karya sahabat dibaca oleh ribuan orang setiap harinya. Buruan, kirim yang banyak!!!

Sumber http://www.zonasiswa.com