Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Perawatan Prostodontik Serta Tujuan Dan Faktor Keberhasilannya

Pengertian Perawatan Prostodontik . Berikut ialah klarifikasi seputar pengertian Prostodontik, Tujuan Perawatan Prostodontik, Jenis Perawatan Prostodontik, Faktor Keberhasilan Perawatan Prostodontik dan Syarat Keberhasilan Perawatan Prostodontik.

Definisi Perawatan Prostodontik

Pengertian Prosthodontics atau Prosthetic Dentistry dan disebut juga dengan ilmu Prostodonsia ialah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi, yang berafiliasi dengan diagnosis, rencana perawatan, rehabilitasi dan pemeliharaan kesehatan mulut, kenyamanan, penampilan dan kesehatan pasien dengan cara mengganti gigi dan jaringan maksilofasial yang hilang atau tidak tepat terbentuk dengan alat tiruan biokompatibel untuk pemulihan sistem stomatognasi. Hal ini sesuai dengan filosofi perawatan prostodontik yaitu "restore what is missing but also preserve what is remains ", sehingga perawatan prostodontik yang dilakukan oleh dokter gigi tidak hanya untuk menggantikan struktur yang hilang tetapi memelihara struktur rongga verbal yang masih ada.

Tujuan Perawatan Prostodontik

Tujuan Perawatan Prostodontik Perawatan prostodontik bertujuan untuk memperbaiki dan memelihara kesehatan umum pasien, memperbaiki fungsi, mencakup fungsi pengunyahan dan fungsi bicara, memperbaiki estetik sehingga menambah iman diri pasien dalam penampilan, merestorasi dan memelihara kesehatan gigi dan jaringan yang masih ada serta mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut dari struktur rongga mulut. Hasil penelitian Roessler (2003) menyebutkan terdapat dua alasan utama pasien melaksanakan perawatan prostodontik yaitu untuk memperbaiki estetik terutama pada perkara pembuatan gigitiruan sebagian lepasan maupun gigitiruan cekat dan untuk meningkatkan fungsi pengunyahan.

Faktor Keberhasilan Perawatan Prostodontik

Keberhasilan dalam perawatan prostodontik tergantung pada upaya tiga pihak, yaitu dokter gigi yang menciptakan diagnosa, persiapan rencana perawatan dan melaksanakan mekanisme klinis, tekniker gigi yang melaksanakan mekanisme laboratorium dan pasien dalam hal beradaptasi terhadap gigitiruan dan mendapatkan keterbatasan gigitiruan. Prosedur klinis dan mekanisme laboratoris merupakan faktor yang paling memilih untuk keberhasilan perawatan prostodontik, hal ini disebabkan perawatan prostodontik bagi pasien melibatkan banyak mekanisme terpisah yang saling berkaitan antara satu mekanisme dengan mekanisme lainnya sehingga harus ada komunikasi, kerjasama yang baik serta saling menghargai antara dokter gigi dan tekniker gigi selama melaksanakan pembuatan gigitiruan.

Syarat Keberhasilan Perawatan Prostodontik

Suatu perawatan prostodontik dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa persyaratan, antara lain retensi dan stabilisasi gigitiruan yang baik, santunan yang cukup, oklusiharmonis, estetik serta nyaman dan tidak menjadikan rasa sakit pada jaringan rongga mulut. Retensi merupakan daya tahan terhadap gaya yang melepaskan gigitiruan dalam arah yang berlawanan dengan arah pemasangan. Retensi disebut juga sebagai perjuangan mempertahankan posisi gigitiruan didalam rongga verbal yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adhesi, kohesi, tegangan permukaan antar fasial, daya tarik-menarik kapiler, tekanan atmosfer dan otot-otot rongga verbal dan wajah. Stabilitas merupakan kemampuan gigitiruan untuk sanggup bergerak secara horizontal dengan baik dan konstan posisinya jika tekanan jatuh padanya. Kestabilan gigitiruan didapat dari kontak rapat antara basis gigitiruan dengan mukosa, besar dan bentuk kawasan pendukung, kualitas cetakan fisiologis, bentuk permukaan yang dipoles serta lokasi dan susunan anasir gigitiruan. Sedangkan santunan merupakan daya tahan gigitiruan terhadap komponen vertikal dari pengunyahan atau tekanan-tekanan lain yang dijatuhkan ke arah kawasan pendukung. Dukungan terhadap gigitiruan didapat dari tulang rahang atas dan rahang bawah serta jaringan mukosa yang menutupinya. Dukungan akan bertambah dengan pemberian tekanan selektif yang serasi dengan kekenyalan jaringan yang tersedia untuk dukungan.

Jenis Perawatan Prostodontik

  1. Gigitiruan lepasan merupakan jenis perawatan prostodontik yang menggantikan gigi serta jaringan pendukung pada kehilangan sebagian maupun seluruh gigi dengan gigitiruan yang sanggup dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien dari rongga mulut. Berdasarkan jumlah gigi yang digantikannya, gigitiruan lepasan terdiri atas gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) dan gigitiruan penuh (GTP).
  2. Gigitiruan penuh (GTP) ialah gigitiruan yang menggantikan seluruh gigi - geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya baik di rahang atas dan rahang bawah. Tujuan pembuatan GTP ialah untuk memenuhi kebutuhan estetik, fonetik, santunan oklusal, pengunyahan, kenyamanan dan kesehatan jaringan pendukung.
  3. Gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) ialah gigitiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dan jaringan pendukungnya pada rahang atas atau rahang bawah serta sanggup dibuka pasang oleh pasien, terdiri atas GTSL akrilik dan GTSL kerangka logam. Indikasi pemakaian GTSL, yaitu: Panjang kawasan tidak bergigi tidak memungkinkan pembuatan GTC; Tidak terdapat gigi penyangga di sebelah distal ruang tidak bergigi; Resorpsi tulang alveolar berlebih; Bila santunan sisa gigi orisinil kurang sehat atau belum erupsi sempurna.
  4. Gigitiruan cekat (GTC) didefinisikan sebagai gigitiruan yang memperbaiki mahkota gigi yang rusak atau menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan materi tiruan dan dipasangkan ke pasien secara permanen serta tidak sanggup dibuka-buka oleh pasien, terdiri dari gigi tiruan cekat mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Perawatan gigitiruan cekat berfokus untuk mengembalikan fungsi, estetik dan kenyamanan. Indikasi pemakaian GTC yaitu: Menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang; Daerah tidak bergigi masih dibatasi oleh gigi orisinil pada kedua sisinya; Gigi yang dijadikan sebagai penyangga harus sehat dan jaringan periodontal baik; Pasien berumur 20-55 tahun.
  5. Gigitiruan Implan Merupakan gigitiruan yang memiliki santunan dari materi yang ditanamkan ke dalam tulang alveolar untuk mendapatkan retensi dan santunan yang cukup terhadap gigitiruan cekat maupun gigitiruan lepasan.
  6. Protesa maksilofasial merupakan jenis perawatan protodontik yang berafiliasi dengan restorasi dan atau penggantian sistem stomatognatik dan struktur wajah yang disebabkan oleh adanya penyakit, tindakan bedah dan kelainan bawaan dengan alat tiruan yang sanggup atau tidak sanggup dilepas oleh pasien. Jenis protesa maksi lofasial terdiri atas protesa ekstra oral dan intra oral. Protesa ekstra oral ialah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan penggalan dari wajah atau struktur kepala yang hilang ibarat protesa mata, protesa hidung dan protesa telinga.